Aku dan Bang Ipul

Kesibukan mendera diriku. Tujuh hari dalam seminggu seakan tidak cukup untuk menuntaskan berbagai kewajiban. Perkuliahan semester tujuh baru saja dimulai otomatis menambah padat jadwal. Belum lagi kewajiban praktik mengajar yang harus dilakukan beriringan. Seakan belum cukup, agenda mengajar juga turut serta memusingkanku untuk memanajemen waktu.

Puncaknya karena terlalu sering izin mengajar gajiku dipotong. Sedih banget memang di tengah gencarnya mengumpulkan pundi-pundi uang sebagai persiapan menempuh S2. Menetapkan skala prioritas memang tak mudah apalagi sebagai mahasiswa yang nyambi kerja. Terkadang ingin menikah saja lalu hidup bahagia dengan si dia. Duh malah ngebahas nikah jadi ingin segera saja.

Ada yang berkata bahwa hidup adalah pilihan. Di hari libur kemarin pun aku harus memilih di antara berlibur atau mengerjakan tugas kuliah, akhirnya aku memilih berlibur. Liburan kali ini cukup berbeda tidak berkendara menuju tempat hiburan. Cukup menyiapkan gitar dan secarik kertas serta mengajak seorang teman untuk bergabung bersama. Aku berniat menciptakan lagu, sekalian nostalgia zaman SMA.

Ketika SMA entah kenapa aku mirip Syaipul Jamil. Eitsst tunggu dulu bukan dalam perbuatan yang menyeretnya ke jeruji besi. Aku anak baik kok setidaknya menurut mamahku. Kegiatan Bang Ipul yang aku tiru adalah kebiasaan menyanyi di segala kondisi. Bahkan ketika Bang Ipul di penjara ia menyanyi. Terbayang jiwa menyanyi sudah menjadi darah dagingnya.

Saat SMA sahabatku sering membawa gitar ke kelas sekadar untuk mencairkan suasana di tengah kejenuhan belajar. Sering kali kami bernyanyi-nyanyi hingga memberanikan diri untuk mengikuti lomba musikalisasi puisi antar kelas. Singkat cerita selama masa SMA kami menjadi juara bertahan dalam lomba musikalisasi puisi. Hingga diperkenankan mengikuti perlombaan lanjutan tingkat kabupaten namun sayang kala itu aku sakit akhirnya teman-temanku memutuskan tidak mengikuti perlombaan itu. So sweet banget mereka.

Beberapa tahun berselang sebagai obat dari kepenatan akut. Aku memutuskan untuk sejenak banting setir ke jalur musik. Sekadar iseng membuat lagu dari puisi yang dulu pernah kubuat berjudul "Mengintip Bidadari."

"Lang, kok judulnya mengintip bidadari sih ?"

"Daripada mengintip orang mandi kan bisa berabe."

"Benar juga sih Lang, gih lanjutkan tulisannya."

Tak perlu waktu lama akhirnya nada dan chord gitar lagu mengintip bidadari berhasil ditemukan sekalipun belum sempurna untuk beberapa nada. Selain berdoa dan mengaji setidaknya kegiatan bermusik mampu menghilangkan sedikit kepenatan. Jadi paham kenapa Bang Ipul doyan menyanyi mungkin ia ingin menenangkan diri dari berbagai kepenatan hidup. Jika ada yang ingin mendengarkan teaster lagu mengintip bidadari bisa berkunjung ke instagram saya @Nychken. Terimakasih untuk seseorang di sana yang telah menjadi inspirasi dalam pembuatan lagu mengintip bidadari. Lagu ini spesial untuk kamu, iya kamu yang selalu mendoakan dalam diammu.

4 comments