Ajari Aku Jadi Maung

Ada hal menarik yang disampaikan dosen tadi siang
"Orang Sunda harus jadi maung," seketika pikiranku menjelajah, membayangkan diri ini menjadi sesosok macan tambun nan lucu. Baru sedetik dibayangkan, rasanya aku tak cocok jadi maung, terlalu berisi dan ditakutkan nanti tidak bisa mengejar mangsa.

Belajar dari kucingku di rumah yang tubuhnya berisi. Ia sulit untuk sekadar gerak, bahkan ketika tikus berada di depannya, ia acuh. Kucing itu terlalu dimanja, ia anti makan asin. Kalau saja kucingku diberi kemampuan berbicara pasti sudah pakai bahasa Inggris karena hanya mau makan roti.

Di tengah pikiran liarku yang membayangkan jadi maung, ternyata maung yang dimaksud tidak seperti yang dibayangkan padahal baru saja aku mau beli biskuat agar bisa jadi macan.
Maung itu adalah sebuah akronim, Maung = manusia unggul. Seorang maung harus siap ditempakan di mana saja, ia akan tumbuh di setiap tanah yang dipijaknya.

Orang Sunda memang harus jadi maung, hilangkan streotip "Orang Sunda jago kandang, tidak kuat untuk merantau jauh," Sterotip itu tidak sepenuhnya benar, tidak juga sepenuhnya salah. Paling tidak berlaku bagiku. Ketika aku izin untuk ikut program SM3T (Program sarjana mengajar di pedalaman) ke mamah. Mamah bilang "Kalau bisa mah Ken SM3Tnya di Bandung." Aku terdiam berpikir "Ah gagal nih jadi maung". Mamah berucap lagi "Emang kamu kuat ke pedalaman, naik angkot juga muntah."

Sebelum jadi maung, aku harus belajar naik angkot agar tidak muntah ketika naik kendaraan 😂😂.

3 comments