Hanya Pembaca

Kehidupan selalu menghadapkan kita pada persimpangan. Persimpangan bernama pilihan. Menentukan sesuatu selalu berdampingan dengan risiko akan kehilangan sesuatu yang tidak kita pilih. Pilihan tak hanya hadir dalam urusan pekerjaan bahkan dalam cinta selalu terdapat pilihan di dalamnya.

Sama halnya dengan aku. Kali ini dihadapkan kepada pilihan yang menentukan masa depan. Masa depan dengan atau tanpamu. Dari hati terdalam tak pernah bisa berbohong bahwa rasa suka tumbuh begitu cepat, berbuah cinta dengan warna merah merona.

Sempat terbayang memanggilmu bunda dihadapan anak-anak kita nantinya. Engkau tak jemu menampilkan senyuman, saat ku pulang bekerja. Memikirkannya saja sudah bahagia bukan kepalang. Mimpi-mimpi indah itu aku rajut dengan benang-benang perjuangan. Tak jemu menjadikanmu salah satu impian yang harus segera dituntaskan.

Sayang aku bukan pilihan yang engkau tentukan. Hanya sebatas benalu, tumbuh subur dalam kisah cintamu. Aku tak mau menjadi Brutus dalam cerita indah Romeo dan Juliet. Bukan berarti menyerah pada keadaaan, Aku hanya ingin menjadi pembaca dalam kisah indahmu bersama dia.

5 comments