Hikmah Di Balik Musibah

Entah kenapa aku terbiasa menyiapkan sesuatu dari jauh-jauh hari, misalkan ketika buka puasa. Aku telah menghimpun banyak makanan untuk berbuka padahal saat itu masih waktu sahur. Contoh lainnya ketika akan berpergian jauh, telah bersiap dari beberapa hari sebelumnya untuk mengumpulkan keresek sebagai media menampung pengeluaran karena efek muntah darat. Iya, aku tidak terbiasa berkendara dengan mobil dalam jarak jauh, cupu memang. Haha.

Untuk urusan jodoh pun sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari kok, eh tapi tulisan kali ini tidak membahas jodoh. Kali ini akan bercerita tentang skripsi. Berkaitan dengan skripsi, aku menyiapkannya dari satu tahun sebelumnya. Iseng-iseng riset, mencari permasalahn paling aktual, menghimpun berbagai data dan memasukannya ke flashdisk.

Hingga saatnya skripsi, amunisi telah siap di flashdisk tinggal mengolah data saja. Tak terasa saatnya menggarap skripsi tiba, Alhamdulilah selesai sebelum waktu yang telah ditentukan meski hanya draft awal tapi lumayanlah untuk diajukan ke dosen. Kemarin berencana mem-print out semua file dalam flash disk di tempat rental komputer, karena printer yang ku punya telah lama wafat.

Aku menyambut hari itu penuh semangat, selain cukup yakin dengan materi yang kupunya, saat itu bertepatan dengan bimbingan juga. Karena terlalu bersemangat aku memprint data bukan dirental langganan, pikirku sama saja dalam segi harga. Flash disk berwana putih telah ditancapkan ke port USB komputer rental, seperti biasa aplikasi anti virus langsung bekerja. Ternyata komputernya banyak virus. Beberapa fileku ter-hidden, aku tidak panik karena hal ini biasa, tinggal klik unhidden di smadav. Tanpa di duga setelah di unhidden data skripsiku tetap hilang.

Aku berlari ke tempat rental langgannanku. Menancapkan kembali Flashdisk ke port USB. Setelah hampir 30 menit menerapkan berbagai ilmu ternyata filenya tetap hilang. Aku panik bahkan teman disampingku heran. Ia mengira aku kerasukan hantu penunggu pohon salak karena bertindak tak biasa. Di tengah keputusasaan, teman di sampingku mengabarkan bahwa dosen telat, paling datang dua jam lagi. Berita itu ibarat oase di tengah gurun.

Aku mencari flash disk yang satunya lagi, di sana ada sebagian kecil data yang bisa aku olah jadi draft skripsi walau tentu jauh dari kata maksimal. Saat itu diriku bagai pengemudi angkot yang dikejar setoran, mengebut tak karuan. Sialnya di saat aku sibuk, tepat sampingku ada sepasang kekasih yang sedang pacaran. Mereka romantis sekali. Aku gagal fokus meskipun begitu draft super ngawur akhirnya selesai sebelum dosen tiba.

Setelah menunggu dosen beberapa lama diiringi muka lesu karena seluruh file skripsiku entah di mana. Akhirnya dosen datang tapi di waktu yang tidak tepat. Beliau meminta maaf, mobilnya mogok jadi datangnya telat walhasil bimbingan pun diundur. Tambah kusutlah mukaku. Penantian lama berakhir sia-sia. Tanpa membawa jas hujan, aku pulang menembus rintik air dari langit membawa berbagai kesedihan. Aku yakin ada hikmah di balik kejadian pahit kemarin.

4 comments