Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara


Dulu sebelum mengikuti program guru penggerak, saya beranggapan bahwa siswa itu harus "diwarnai" oleh guru yang berperan sebagai pendidik di sekolah. Dalam artian saya memberikan pembelajaran tanpa melihat potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. Di dalam kelas pembelajaran berlangsung sama tanpa dan hanya mementingkan diagnostik kognitif dan mengesampingkan non kognitif.


Ternyata setelah dianalisis secara mendalam ada beberapa siswa yang kurang maksimal dalam pembelajaran dikarenakan saya kurang mengetahui karakter dan potensi di luar ranah akademik. Saya tidak mengaitkan pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang saya sajikan.


Refleksi Filosfis

Modul 1.1 tentang "Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara" meningatkan kembali tentang konsep dasar bahwa setiap siswa itu sudah membawa "warna" masing-masing sehingga saya sebagai guru berperan untuk "menebalkan warna" tersebut. Di sisi lain, pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara tentang pembelajaran itu harus seperti bertani seleras dengan konsep yang menyimpulkan bahwa setiap siswa sudah punya potensi dalam dirinya dan saya sebagai guru harus menuntutnya untuk menguatkan potensi tersebut berlandaskan sistem among yaitu Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.



Implementasi Pemikiran

Pemikiran filosofis dari Ki Hajar Dewantara ini mengingatkan saya untuk mengajar dan mendidik siswa kembali ke kodrat alam, dan kodrat zamannya. Implementasinya saya akan melakukan diagnostik kognitif dan non kognitif agar mengetahui kemampuan akademik, minat, dan bakatnya siswa yang nanti akan "ditebalkan" dalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran saya juga akan melakukan kesepakatan kelas terlebih dahulu untuk memfasilitasi keinginan dan harapan siswa dalam pembelajaran.


Konsep sistem among dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya akan terapkan dalam pembelajaran dengan memperhatikan potensi yang siswa miliki. Penugasannya pun akan saya rancang secara terdiferensiasi agar siswa mempunyai pilihan untuk menunantaskan tugas sesuai dengan minat dan bakatnya.


Penerapan konsep di atas saya lakukan agar pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan berwarna sehingga mampu "menebalkan" potensi yang mereka miliki, dan kelak menciptakan penerus bangsa yang lebih baik dari generasi saya.





Post a Comment