Purna

Selesai sudah tugas mengajar di sekolah tempat saya mengabdikan diri selama 3,5 tahun ini. Tentu ada haru dan pilu menyelinap kemudian ia menjelma air mata.

Sekuat tenaga saya berusaha tidak menangis, tetapi entah kenapa tangisan puluhan siswa seakan menular. Haru pecah dan akhirnya saya ingkar kepada janji seorang lelaki yang pantang mengeluarkan air mata.

Saya berkali-kali patah hati namun tak ada yang sepilu ini. Kita dipisahkan keadaan yang menuntut untuk tak bisa lagi belajar bersama.

Tetiba ada beberapa siswa yang yang selama 2 tahun diwali kelasi oleh saya.
Mereka minta berfoto untuk terakhir kalinya sebagai siswa. Memasang topeng bahagia diiring senyum padahal beberapa menit yang lalu kami sama-sama berduka.


Di akhir beberapa siswi mendadak memeluk, entah saya harus bahagia atau berduka ?

2 comments