Judul Anti Mainstream



Awalnya saya akan menulis judul "Berkunjung Ke Rumah Nenek" akan tetapi judul tulisan seperti itu mengingatkan kepada pelajaran bahasa Indonesia ketika SD. Entah kenapa sebagian besar anak SD bahkan SMP masih mengangkat judul seragam, rasanya berbanding lurus dengan cara menggambar gunung yang itu-itu saja.

Pernah terbersit untuk mengangkat judul "Berkunjung Ke Rumah Mantan," tetapi itu terlalu menyeramkan. Judul "Berkunjung Ke Rumah Mertua," ah ini tidak sesuai realita, akhirnya saya kebingungan menentukan judul, jadilah "Judul Anti Mainstream" eh terlampau banyak kata judul dituliskan ini. Kita fokus kembali.

Sudah dua tahun lamanya tidak mengunjungi keluarga dari garis ibu, ada dua sisi yang berlawanan ketika mengunjungi nenek. Di sisi lain bahagia karena lama tak berjumpa, di sisi lain juga takut pernyataan menyeramkan keluar "Ken, sekarang makin gendut."
Ah apalah dayaku yang semakin gendut ketika bertemu.

Ternyata pernyataan yang ditakutkan itu terlontar juga tetapi karena sudah biasa tidak terlalu sakit dirasa. Seorang lelaki harus kuat dengan berbagai perkataan menyakitkan karena nanti dia akan menjadi nahkoda dalam kapal bernama rumah tangga #eh.

Berbicara rumah tangga, pasti berkorelasi dengan buah hati. Foto di atas adalah keponakan saya, Salwa namanya. Dia sangat aktif meski jarang isi pulsa, eh ketuker dengan handphone. Awa panggilan untuk Salwa, dia sering berakting dengan berbagai profesi. Terkadang jadi tukang baso, pekerja bengkel, Bu guru. Nah kali ini berperan sebagai supir angkot yang nyambi pengantar paket. Terlihat dari handuk di lehernya.

Tingkahnya selalu bisa menarik perhatian. Suasana rumah selalu ramai dengan tawa atau tangisannya, Dia sering menangis karena orang-orang yang mengajaknya main kelelahan. Entah baterai jenis apa yang ada di dalam tubuhnya, saya tidak pernah melihat dia cape. Andai saja membuat anak semudah mencampurkan terigu dan telur sudah dipastikan saya akan membuatnya.

4 comments