Selamat Jalan Kawan

Postingan kali ini akan penuh air mata.
Di saat ia yang telah menemaniku selama 15 tahun harus pergi begitu saja tanpa sempat mengucapkan kata perpisahan. Bayangkan berapa pedihnya ditinggalkan di saat sedang sayang-sayangnya ?

Ia tak lagi bercahaya, ia tak lagi bersuara, ia tak mampu lagi menayangkan sinetron kesayangan mamah. TV, semoga engkau tenang di alam sana.

Sudah hampir sebulan TVku rusak entah kenapa ? tiba-tiba dia susah menyala. Wajar saja sih umurnya lebih tua lima tahun daripada adik bungsuku. Sebenarnya bukan harganya yang membuat keluargaku bersedih tetapi lebih karena kenangannya, terutama untuk mamah.

Mamahku penyuka sinetron kelas akut, dari sinetron kolosal "Dendam Nyi Pelet" hingga "Dunia terbalik" tak pernah terlewat. Mungkin saja jika ada rekor dunia penonton sinetron paling lama, mamahku kemungkinan besar masuk nominasi.

Sebagai anak pertama aku paling lama menemani mamah menonton sinetron, mamah nggak pernah mau nonton sinetron sendirian. Pasti selalu mengajak anaknya, dan akulah yang selalu menjadi korban hingga sekarang.

"Lang, nonton sinetron yuk?" saat itu aku lagi sibuk mengerjakan skripsi.

"Ceritanya udah ketebak Mah."

Entah kenapa semua sinetron memiliki alur cerita yang hampir sama, terutama genre percintaan. Diceritakan awalnya saling benci tapi akhirnya saling suka. Sayang orangtua tak merestui. Beberapa kali tokoh utama (cewek) disiksa tapi nggak pernah mau membalas. Dia saat orangtuanya sudah merestui, tokoh utamanya hilang ingatan karena jatuh menginjak kulit pisang.

"Yang ini beda Lang ?"

"Bedanya apa Mah ?" aku heran.

"Pokoknya beda sini temenin mamah," apalah daya aku harus menurut dari pada nanti dikutuk jadi batu. Ngeri juga kalau masuk berita "Seorang anak dikutuk ibunya jadi batu karena tidak mau menemani nonton sinetron"

Semenjak TV rusak mamah jadi kehilangan. lebih sering melamun. Tentu sebagai anak aku tak tega. Diajarkanlah cara menonton TV di HP. Eh ternyata kebiasaan nonton sinetron tetap hanya saja dimodifikasi dengan nonton ceramah subuh. Kerennya mamah selalu mengulang-mengulang apa yang disampaikan penceramah ke anak-anak termasuk aku. Hingga tanpa disadari isi ceramahnya aku hafal.

Selamat jalan TV, semoga tenang di alam sana. Di sini mamah udah move on kok.

2 comments