Dilema Sang Tuna Asmara

Kehidupan memberikan kita banyak pilihan, seperti persimpangan jalan yang mengantarkan pada tujuan. Manusia lahir sepaket dengan pilihan yang mereka ambil. Ada yang memilih sendiri, ada juga yang memilih banyak istri #eh. Tak hanya memilih pendamping hati, memilih pemimpin negeri tak kalah pentingnya.

Sebentar lagi Pilkada serentak akan dilaksanakan, tentu membahagiakan bagi tuna asmara karena minimal lima tahun sekali dia bisa memilih tanpa ditolak #Eh. Pilihan yang menentukan bagaimana nasib Indonesia lima tahun ke depan, tak kurang 101 daerah akan melaksanakan pemilihan kepala daerah.

Sebagian kalangan merasa pesimis. Mereka berkata siapapun pemimpinnya kehidupan masyarakat akan tetap sama. Jika aku boleh beropini, tentuk saja tidak setuju dengan pendapat itu. Kepada daerah, baik itu bupati, walikota atau bahkan gubernur mempunyai wewenangan untuk mensejahterakan warganya, seperti kaum tuna asmara yang berhak merasakan cinta #eh.

Siapapun kita, tak peduli dengan status sosial, tak peduli juga dengan status percintaan, baik itu yang sudah punya pasangan atau mereka yang masih tahap pencarian. Berhak pemilih siapapun yang dia mau. Tak boleh ada campur tangan oranglain yang memaksa kita, apalagi campur tangan mantan. Bagi yang punya hak suara dan di daerahnya sedang ada Pilkada, besok kita beramai-ramai ke tempat pemilihan. Siapa tahu di sana ketemu belahan jiwa.

2 comments