Kepingan Rasa Puzzle 3

Bagi yang belum membaca bagian sebelumnya silakan klik ini
Puzzle 1

Puzzle 2 

"Lang, kok kamu sudah pulang lagi ? " mamah nampak kebingungan.

"Iya nih Mah. Sekolahnya lagi nggak asyik. Aku semangat, guru-gurunya malahan rapat."

"Bukanyah kebalik Lang ? Kamu berangkat aja pukul 9. Untung nggak diusir satpam sekolah juga. "

"Cowok ganteng dilarang diusir Mah. Nanti kualat tuh satpam."


"Bicara apa sih kamu Lang ? Pokoknya mamah nggak mau tahu, kamu harus tepat waktu sekolahnya. Kalau nggak nurut nanti mamah kutuk jadi anak katak."

"Tega benar sih Mah. Siap aku usahakan."

"Tiru deh adik kamu, Dika. Pukul 5 sudah ada di sekolah. Dia rajin banget."

"Dia itu mau pergi ke pasar, Mah. Generasi muda harus rajin bermimpi. Salah satu cara terbaik bermimpi dengan tidur."

"Mamah sudah ratusan kali dengar ini. Sudah gih daripada ngoceh terus makan dulu agar diam."

"Siap 86 laksanakan."

"Disuruh makan baru cepat."

Aku hanya bisa menampilkan lekukan pipi sembari mengambil beberapa lauk. Memang benar masakan seorang ibu paling enak sedunia. Tak perlu bayar, tinggal makan sepuasnya.

Hari begitu cepat berlalu. Ia berputar seperti roda motor balap, melesat tak terkira. Aku yang sedang terlelap sudah harus bangun untuk pergi sekolah. Entah kenapa gravitasi kasur begitu besar sehingga aku tak mampu beranjak darinya. Apalagi hari minggu, gravitasi kasur meningkat cukup tajam. Fenomena tersebut harus segera diteliti oleh para ahli karena dampaknya akan berbahaya.

Di tengah bergelut dengan niat untuk bangun, tetiba gelombang air menghantam tubuhku. Jangan-jangan ini tsunami, pikirku dalam hati, tapi tidak mungkin ada tsunami. Aku tinggal di dataran tinggi jauh dari laut.

"Lang bangun," Mamah sudah menenteng ember dengan gayung disertai raut wajah penuh amarah.

Aku bangun kemudian setengah berlari menuju kamar mandi. Tidak mau memperpanjang masalah dengan mamah di pagi hari. Mandi bak kadal di sungai hanya perlu beberapa detik hingga selesai. Mamah sempat heran dengan kecepatan mandiku. Dia mengamati dari ujung kepala hingga kaki.

"Gilang, di rambutmu masih ada sabun. Mandi lagi sana. Sudah SMA kelas 2 masih belum bisa mandi. Mamah heran deh. Mau mamah mandikan ? "

"Jangaaaan Mah, malu."

Nampaknya kini aku sudah siap berangkat ke sekolah. Ini rekor tersendiri bagi diriku. Hari ini rasanya tidak akan telat masuk sekolah.

6 comments