Cinta di akhir senja

Ada hal yang menarik dalam kuliah kebahasaan tadi pagi. Bukan melulu belajar kaidah kebahasaan, kami belajar cinta. Asyik benar mata kuliah ini terutama bagi saya yang konsisten menyandang gelar tunaasmara.

Bermula dari dosen saya. Eh ini bukan inisial. Beliau bercerita tentang seorang Profesor yang jatuh cinta (kembali) ke mantannya yang sama-sama berada di usia senja. Cinta mereka bersemi lagi di saat sang mantan sudah sendiri (Suaminya meninggal). Sang profesor berniat menikahi mantannya, sayang dia kalah start oleh istri, anak, dan cucunya. Mereka lebih dahulu datang ke rumah sang mantan untuk menggagalkan pernikahannya.

Entah kenapa saya mendadak merasakan sensasi ditusuk-tusuk dada. Cinta yang disembunyikan selama puluhan tahun akhirnya kandas di tangan orang yang juga dicintainya (Istrinya).

Kegalauan mendera sang profesor selama berbulan-bulan. Tak ada yang logis bagi cinta, orang dengan tingkat intelektul tinggi dibuat terpuruk dalam kubangan patah hati.

Memang cinta laksana merajut benang, sekali terikat sulit dilepaskan. Kalau pun putus, rajutan masa lalu tetap ada. Cinta sang Profesor sudah berjarak puluhan tahun, tetapi tetap abdi sekalipun usia mereka sudah sama-sama senja.

Saya memang masih hijau dalam urusan cinta, hanya beberapa kali patah dan ditinggal nikah 😂😂. Mudah-mudah cerita ini ada dalam soal UAS. Niscaya saya sangat lancar mengisinya.

NB: Foto di bawah ini sekadar untuk melancarkan mual Anda.

2 comments