Mengawal Pendidikan

Peribahasa zaman dulu mengatakan "Guru kencing berdiri, Siswa kencing berlari"
Aku sebagai orang yang baru belajar menjadi guru tidak mau kencing berlari, malu nanti dilihat orang.

"Please deh, Lang. Esensinya bukan begitu."

"Lalu seperti apa? "

"Lah, kamu yang guru nanya ke aku."

"Nyebelin banget deh."

Okey kali ini akan serius sembari membenarkan posisi kerah. Makna peribahasa di atas ialah sebaiknya guru jangan memberikan contoh yang tidak baik. Kencing di tempat sembarangan adalah sikap yang tidak baik. Kucing aja tahu tempat buang air, misalnya digundukan pasir, tidak di dalam botol bekas air mineral.

Selain itu guru harus menjadi suriteladan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Seyogyanya guru adalah tokoh panutan dalam bersikap. Menjauhi prilaku tidak terpuji sebagai bentuk profesionalitas dalam pekerjaan. Guru bukan hanya perkerjaan tetapi bentuk lain dari pengabadian. Membentuk karakter generasi muda bukan hal mudah. Tidak seperti memproduksi barang. Mendidik memerlukan seni berbeda.

Di tambah lagi di era kekinian, membentuk karakter siswa harus dijauhkan dari cara-cara kekerasan.Terkadang yang cara tegas disalahartikan sebagai bentuk kekerasan bagi orangtua siswa. Puluhan berita sudah menghiasi pemberitaan tentang orangtua bahkan siapa yang bersikap semena-mena terhadap guru dengan dalih perlindungan anak.

Sebagian besar menganggukan kepala jika mengutarakan pendapat bahwa pendidikan ialah pondasi kemajuan bangsa tetapi tidak semua orang mau berperan dalam memajukan pendidikan Indonesia. Sejati guru adalah makhluk biasa tak bisa mengawasi 24 jam prilaku siswa. Perlu dukungan orangtua untuk turut kerjasama dalam mengawal pendidikan di Indonesia.

5 comments