Hotspot Cinta

Kala itu kampus telah sepi. Hanya beberapa mahasiswa hilir mudik untuk pergi sedangkan aku masih sibuk dengan urusan duniawi. Skripsi yang ku kerjakan sejak pagi tak kunjungi bertemu titik. Terus saja berkutat pada aktivitas tulis dan hapus lagi. pikiranku sudah kacau. Lebih baik ku menjelajah internet, siapa tahu ada ide setelah berkunjung ke dunia maha luas. Sayang, kali ini aku malang. Hotspot kampus tak menunjukan reaksi setelah aku klik sana-sini.

Entah dosa apa diriku, skripsi tak tuntas, mau hiburan di dunia maya tak bisa padahal dosa terbesarku hanya ngutang ke kantin saja. Aku tak pernah menyekutukan Tuhan apalagi durhaka pada orangtua. Selalu bersikap ramah ke mamah terutama di saat momen minta uang kuliah dan pulsa, senyum terindah selalu ditampilkan untuk mamah.

Beberapa menit sudah berkutat dengan hotspot kampus namun kendalanya masih sama, sulit terhubung. Aku sempat berpikir begitu sulit menghubungkan jaringan internet ke laptopku, hampir sama dengan sulitnya menghubungkan getaran cinta yang kurasa dengan si dia. Aku ingin berinternet ria tak hanya melihat beberapa jurnal sebagai bahan referensi tetapi juga melihat si dia di dunia maya.

Almira, gadis cantik berkacamata. Anak kedokteran semester akhir. Senyumnya saja bisa membuatku gila apalagi ketika ia menatapku. Tuhan mempertemukan kita dengan cara yang tak terduga. Ketika pertama kali kuliah, ia bertanya kepadaku.

"Pak, di mana toilet ? " Sembari memasang senyum yang mampu membuatku pingsan seketika.

" Yang paling dekat di gedung FMIPA," Aku berkata seperti Aziz Gagap. Entah kenapa tiba-tiba diserang rasa gugup.

"Terimakasih," Gadis yang akhirnya kutahu bernama Almira pergi tapi ada satu hal yang ia tinggalkan. Panah cintanya tertinggal dihatiku. Ah, bagian ini sangat lebay. By the way, tadi Almira memanggilku Bapak. Duh aku disangka office boy kampus.

Beberapa menit berselang setelahku melamun sana-sini akhirnya hotspot baru tiba-tiba muncul. Hotspot imut dengan nama virus zika, beruntungnya hotspot itu tidak dikunci seolah berbaik hati memberi koneksi kepada seorang fakir kouta. Aku berselancar mengarungi dunia maya menuju media sosial bernama facebook, setelahnya mengetikan nama Almira. Munculah seorang gadis berjilbab biru dengan kacamata frame ungu. Almira, engkau cantiknya keterlaluan.

Aku hanya fokus ke layar laptop tanpa melihat keadaan sekitar. Ternyata sejak tadi gadis yang kulamunkan berada tak jauh dariku. Almira menampilkan wajah kesalnya. Aku tak tahu apa yang menyebabkan ia marah, mungkin saja karena aku yang mencintainya tanpa permisi. duh, semakin gila saja diri ini.

Semenit kemudian seolah mimpi jadi kenyataan. Perlahan Almira berjalan ke arahku. Apakah ia juga merasakan getaran cinta yang sama. Menghampiri untuk menanyakan kepastian akan cinta. Kemudian ia mengajakku menemui orangtuanya untuk menentukan tanggal pernikahan. Di akhir cerita cinta, Aku dan Almira hidup bahagia. Rasanya diri ini sudah memasuki dunia khayal.

Sekarang Almira tepat di depan melihat penuh tanya ke wajahku.

"Pak, boleh pinjem laptopnya. Saya mau cek nilai kuliah. Dari tadi susah koneksi," Almira masih saja mengiraku office boy kampus tapi tak apa.

"Memang dari tadi juga susah tersambung ke hotspot kampus. Untung saja ada orang yang berbaik hati berbagi koneksi,"

"Nama hotspotnya apa pak ?" Almira bertanya keheranan.

"Namanya lucu virus zika, pasti yang punya jaringan wifinya orang aneh deh. Masa wifi dikasih nama virus zika, " Tuturku sembari tertawa.

Entah kenapa wajah Almira berubah merah membara seakan menahan amarah.

"Pantesan jaringanku lelet ternyata gara-gara kamu yang pake koneksiku, Cepet matikan, aku teledor lagi sembarangan menyalakan hotspot"

Termanggu melihat perubahan sikap Almira. Tanpa banyak berkata segera mematikan koneksi. Gadis yang kupuja pun bergegas meninggalkanku dengan raut kesalnya. Almira, engkau jahat, membuka koneksi lalu memutuskannya secara tiba-tiba di saat aku sedang jatuh cinta.

7 comments