Hayo siapa di sini yang belum pernah jatuh cinta? Aku sih sering jatuh cinta malah berulang kali. Ssst bukan hanya jatuh cinta dalam konteks menyukai lawan jenis. Nanti akan ada postingan khusus membahas cinta yang itu tuh. Cinta yang membuat dada berdebar kencang akan dibahas secara tajam setajam silet. Duh ketahuan aku suka nonton gosip.
Mamahku pernah bilang bahwa jatuh cinta mampu meniadakan logika. Manusia yang sedang dilanda cinta bisa berpikir di luar akal sehatnya. Contoh sederhana, ketika aku berangkat sekolah beberapa barang lupa dibawa termasuk handphone yang tergeletak manis di samping meja belajar. Sesampainya di angkot, aku baru sadar HPku tertinggal. Sebenarnya bukan perkara penting kalau HP tertinggal karena tak pernah ada yang menghubungiku. Kalaupun ada nggak akan aku balas. Alasannya klasik tidak ada pulsa. Begitulah kegetiran hidup masa SMA.
Di tengah lamunan. Tetiba aku melihat seorang ibu berlari mengejar angkot yang perlahan mulai melaju meninggalkan masa lalu, eh maksudnya meninggalkan tempat awalnya berada. Ibu itu semakin mendekat. Dalam hati berpikir
"Ngapain sih ibu-ibu itu ngga punya kerjaan ngejar angkot yang sudah melaju. Sebenarnya kan banyak angkot lain, ngetem cantik di dekatnya."
Lamun itu sirna berganti rasa haru menyeruak. Semakin dekat ibu itu dengan angkot semakin tahu siapa dia sebenarnya dia.
"Mamaaaah, ngapain mamah lari-lari," seruku kaget melihat mamah bermandikan keringkat.
"Ini Gilang Hp kamu ketinggalan," Sembari tersenyum mamah menyodorkan HPku.
Ingin rasanya memeluk mamah jika aku tak segera sadar bahwa di sekitarku banyak teman-teman sekolah. Mereka bertukar bisikan mungkin membicarakan aku. Seorang anak SMA yang dikejar mamahnya karena lupa membawa HP. Luarbiasa biasa memang cinta perempuan yang telah melahirkanku. Seolah tanpa batas. Meniadakan logika dan rasa malunya. Contoh rasa cinta yang meniadakan logika dalam arti positif.
Cinta seolah mempunyai tenaga luarbiasa untuk menembus segala keterbatasan manusia. Sebulan lalu aku jatuh cinta kepada sebuah Smartphone cantik. Merknya sedang booming. Spesifiknya gahar menakjubkan. Pokoknya tidak ada alasan untuk menolak Smartphone itu. Sayang di Indonesia Gadget yang aku inginkan belum release secara resmi. Rasa cinta sudah menggebu. Kukunjungi beberapa situs online yang kebetulan menjualnya meskipun masih garansi impor dari tiongkok. Garansi impor tidak bisa melakukan perbaikan di service center resmi harus ke negara asal pengimpornya.
Singkat cerita tibalah Smartphone yang kudamba. Aku elus dia seperti rasa sayang kakak kepada adiknya. Ah saat itu memang momen paling lebay. Kubuka pembungkusnya lalu kita saling bertatapan. Retina mataku menatatap layar 5,5 Incnya dengan penuh cinta. Positif aku suka. Setelah beberapa lama baru aku sadari ada kecacatan fatal di Gadget kesayangku. Beberapa titik putih sangat kecil terlihat. Rasanya saat itu hati ini remuk. Aduh lebay lagi. Uang yang sudah diberikan kepada penjual tidak bisa refund. Mau memperbaiki ke service center lokal tidak bisa. Apakah aku harus nekad pergi ke Tiongkok hanya untuk memperbaikinya. Tentu tidak.
Jatuh cinta memang memberikan tenaga tak terduga. Menobrak segala keterbatasan manusia. Rasa cinta seorang ibu kepada anaknya mampu meniadakan lelah seperti yang mamahku alami. Mengejar angkot yang sedang melaju bukan perkara mudah. Jatuh cinta kedua membuatku meniadakan logika. Berpikir terlalu cepat tanpa memperhatikan risiko di dalamnya. Terjadi ketika aku membeli Smartphone idaman.
Sebenarnya jatuh cinta paling baik. Tak mengenal kata rugi. Ketika kita memiliki rasa cinta tak terhingga kepada pemberi nyawa. Jatuh cinta kepadaNya selalu menghadirkan kedamaian. Mampu meniadakan peluh di saat lelah dengan perkasa tiba. Jatuh cinta kepadaNya menjadikan airmata berubah tetesan surga. Jatuh cinta kepadaNya bentuk paling sempurna dari segala cinta yang ada.
Jika boleh bercerita. Sekarang aku sedang jatuh cinta kepada salah satu hambaNya yang berada jauh di sisi lain pulau Jawa. Semoga rasa cinta ini mampu menghadirkan takwa yang lebih besar dari sebelumnya. Aku menyerahkan berbagai kemungkinan kepada Tuhan. Bila berjodoh ucapan syukur mengiringnya. Jika tidak, aku selalu percaya Tuhanku menghadirkan hal terbaik untuk setiap hambaNya.
Setiap cinta yang tercipta selalu memiliki makna yang berbeda-beda tergantung seperti apa menerjemahkannya. Bagiku cinta adalah kamu. Iya kamu yang telah Tuhan takdirkan di langit sana.
Mamahku pernah bilang bahwa jatuh cinta mampu meniadakan logika. Manusia yang sedang dilanda cinta bisa berpikir di luar akal sehatnya. Contoh sederhana, ketika aku berangkat sekolah beberapa barang lupa dibawa termasuk handphone yang tergeletak manis di samping meja belajar. Sesampainya di angkot, aku baru sadar HPku tertinggal. Sebenarnya bukan perkara penting kalau HP tertinggal karena tak pernah ada yang menghubungiku. Kalaupun ada nggak akan aku balas. Alasannya klasik tidak ada pulsa. Begitulah kegetiran hidup masa SMA.
Di tengah lamunan. Tetiba aku melihat seorang ibu berlari mengejar angkot yang perlahan mulai melaju meninggalkan masa lalu, eh maksudnya meninggalkan tempat awalnya berada. Ibu itu semakin mendekat. Dalam hati berpikir
"Ngapain sih ibu-ibu itu ngga punya kerjaan ngejar angkot yang sudah melaju. Sebenarnya kan banyak angkot lain, ngetem cantik di dekatnya."
Lamun itu sirna berganti rasa haru menyeruak. Semakin dekat ibu itu dengan angkot semakin tahu siapa dia sebenarnya dia.
"Mamaaaah, ngapain mamah lari-lari," seruku kaget melihat mamah bermandikan keringkat.
"Ini Gilang Hp kamu ketinggalan," Sembari tersenyum mamah menyodorkan HPku.
Ingin rasanya memeluk mamah jika aku tak segera sadar bahwa di sekitarku banyak teman-teman sekolah. Mereka bertukar bisikan mungkin membicarakan aku. Seorang anak SMA yang dikejar mamahnya karena lupa membawa HP. Luarbiasa biasa memang cinta perempuan yang telah melahirkanku. Seolah tanpa batas. Meniadakan logika dan rasa malunya. Contoh rasa cinta yang meniadakan logika dalam arti positif.
Cinta seolah mempunyai tenaga luarbiasa untuk menembus segala keterbatasan manusia. Sebulan lalu aku jatuh cinta kepada sebuah Smartphone cantik. Merknya sedang booming. Spesifiknya gahar menakjubkan. Pokoknya tidak ada alasan untuk menolak Smartphone itu. Sayang di Indonesia Gadget yang aku inginkan belum release secara resmi. Rasa cinta sudah menggebu. Kukunjungi beberapa situs online yang kebetulan menjualnya meskipun masih garansi impor dari tiongkok. Garansi impor tidak bisa melakukan perbaikan di service center resmi harus ke negara asal pengimpornya.
Singkat cerita tibalah Smartphone yang kudamba. Aku elus dia seperti rasa sayang kakak kepada adiknya. Ah saat itu memang momen paling lebay. Kubuka pembungkusnya lalu kita saling bertatapan. Retina mataku menatatap layar 5,5 Incnya dengan penuh cinta. Positif aku suka. Setelah beberapa lama baru aku sadari ada kecacatan fatal di Gadget kesayangku. Beberapa titik putih sangat kecil terlihat. Rasanya saat itu hati ini remuk. Aduh lebay lagi. Uang yang sudah diberikan kepada penjual tidak bisa refund. Mau memperbaiki ke service center lokal tidak bisa. Apakah aku harus nekad pergi ke Tiongkok hanya untuk memperbaikinya. Tentu tidak.
Jatuh cinta memang memberikan tenaga tak terduga. Menobrak segala keterbatasan manusia. Rasa cinta seorang ibu kepada anaknya mampu meniadakan lelah seperti yang mamahku alami. Mengejar angkot yang sedang melaju bukan perkara mudah. Jatuh cinta kedua membuatku meniadakan logika. Berpikir terlalu cepat tanpa memperhatikan risiko di dalamnya. Terjadi ketika aku membeli Smartphone idaman.
Sebenarnya jatuh cinta paling baik. Tak mengenal kata rugi. Ketika kita memiliki rasa cinta tak terhingga kepada pemberi nyawa. Jatuh cinta kepadaNya selalu menghadirkan kedamaian. Mampu meniadakan peluh di saat lelah dengan perkasa tiba. Jatuh cinta kepadaNya menjadikan airmata berubah tetesan surga. Jatuh cinta kepadaNya bentuk paling sempurna dari segala cinta yang ada.
Jika boleh bercerita. Sekarang aku sedang jatuh cinta kepada salah satu hambaNya yang berada jauh di sisi lain pulau Jawa. Semoga rasa cinta ini mampu menghadirkan takwa yang lebih besar dari sebelumnya. Aku menyerahkan berbagai kemungkinan kepada Tuhan. Bila berjodoh ucapan syukur mengiringnya. Jika tidak, aku selalu percaya Tuhanku menghadirkan hal terbaik untuk setiap hambaNya.
Setiap cinta yang tercipta selalu memiliki makna yang berbeda-beda tergantung seperti apa menerjemahkannya. Bagiku cinta adalah kamu. Iya kamu yang telah Tuhan takdirkan di langit sana.
posted from Bloggeroid
Romantisnya gimana gitu a.. makin jago bermain kata. Hihi
ReplyDeleteSangat manis. 😂😀
ReplyDeleteOoo... Aa lg jatuh cinta to ternyata...
ReplyDeleteKalo kata temen SMA saya dulu, jatuh cinta itu berjuta rasanya. Bahkan t*i kucing pun rasa coklat. (ups)
ReplyDeleteSemangat mas Gilang, selamat menemukan belahan jiwanya.
Si mamah yg baik. Indah nian kasihnya. Jatuh cinta dengan siapa tuh, bang yg di jawa... hehe
ReplyDeleteSemoga terbalaskan dan dipersatukan...
Ciieee aa' falling in lop ceritany 😂😂
ReplyDeleteYah....jatuh cinta itu memang indah.
ReplyDeleteGilang falling in lope sama siapa? Terharu dengan cinta mama
ReplyDeleteGilang falling in lope sama siapa? Terharu dengan cinta mama
ReplyDeleteSiapa tuh yg dipulau srberang
ReplyDelete