Hai pembaca. Selamat datang di cerbung jarak. Jika ada yang belum membaca jarak bagian sebelumnya tinggal klik
Jarak bagian kesatu
Jarak bagian kedua
Jarak bagian ketiga
jarak bagian keempat
Jarak bagian kelima
Jarak bagian keenam
Jarak bagian ketujuh
Jarak bagian kedelapan
Jarak bagian kesembilan
Jarak bagian kesepuluh
Selamat membaca
Allah penyuka segala sejenis keindahan. Ia menciptakan jagat raya dengan berbagai konsep yang membuat mata nyaman melihatnya. Tak terhingga bukti keindahan nyata dari kekuasaanya, Fika salah satu karya Allah dengan paras serta hati laksana malaikat. Semua akan menganggukan kepala jika diajukan pertanyaan “Siapa gadis tercantik dan terbaik di SDN 3 Cikalongwetan ?” Semua akan kompak menjawab “Fika.” SDN 3 Cikalongwetan adalah sekolah negeri di pelosok Bandung, 40 KM dari pusat kota. Gadis cantik nan berprestasi asal Padang menjadikan selalu juara diberbagai bidang. melukis, menulis, prakarya menjadi keahliannya. Entah apa yang menjadi alasan ibu Fika menyekolahnya di sana. Tertinggal suatu jawaban paling menyakitkan mengharuskan mereka pergi dari tempat penuh kenangan. Sekolah sederhana dengan berbagai keterbatasan tempat Gilang, Teguh dan Jama menjadi teman terbaik di sekolah barunya Fika.
Jarak bagian kesatu
Jarak bagian kedua
Jarak bagian ketiga
jarak bagian keempat
Jarak bagian kelima
Jarak bagian keenam
Jarak bagian ketujuh
Jarak bagian kedelapan
Jarak bagian kesembilan
Jarak bagian kesepuluh
Selamat membaca
Allah penyuka segala sejenis keindahan. Ia menciptakan jagat raya dengan berbagai konsep yang membuat mata nyaman melihatnya. Tak terhingga bukti keindahan nyata dari kekuasaanya, Fika salah satu karya Allah dengan paras serta hati laksana malaikat. Semua akan menganggukan kepala jika diajukan pertanyaan “Siapa gadis tercantik dan terbaik di SDN 3 Cikalongwetan ?” Semua akan kompak menjawab “Fika.” SDN 3 Cikalongwetan adalah sekolah negeri di pelosok Bandung, 40 KM dari pusat kota. Gadis cantik nan berprestasi asal Padang menjadikan selalu juara diberbagai bidang. melukis, menulis, prakarya menjadi keahliannya. Entah apa yang menjadi alasan ibu Fika menyekolahnya di sana. Tertinggal suatu jawaban paling menyakitkan mengharuskan mereka pergi dari tempat penuh kenangan. Sekolah sederhana dengan berbagai keterbatasan tempat Gilang, Teguh dan Jama menjadi teman terbaik di sekolah barunya Fika.
Gilang, seorang anak dengan rasa
kepedulian luarbiasa. Terkadang ia lebih memikirkan orang terkasih dibanding
dirinya sendiri. Teguh, pembawa keceriaan di mana pun ia berada. Sumber tawa
bagi orang di dekatnya. Jama, semangat kuat di dadanya menjadi penyebar
kebaikan. Fika, seorang gadis satu-satunya menjadi pemanis sekaligus pemberi
ide paling tepat di saat masalah hinggap. Ia merasa nyaman ketika bersama
ketiga bocah tersebut, bahkan julukan tiga bebek dan satu angsa sangat melekat
pada diri mereka.
Masalah pertama sedang mengintai Gilang
dan Jama. Gerombolan preman menuntut dendam. Bos mereka terbaring di rumah
sakit, luka tusukan dari Jama berakibatkan fatal. Setiap sudut jalan ditelurusi
mencari dua tikus yang pandai bersembunyi. Akhirnya pencarian berujung
penyekapan Joni. Teman mengamen Gilang dan Jama. Joni disekap sekaligus
menerima jamuan berbentuk siksaan menyakitkan . Dengan berat hati dirinya
menyerah memberitahuan keberadaan mereka.
Sepanjang Jama bercerita, Fika memilih
diam. Mengamati sekaligus mencari solusi paling tepat. Tibalah saatnya sang
angsa membuka mulut.
“Ciri-ciri
preman yang mencari kalian seperti apa ?” sedetik kemudian Gilang membayangan,
memutar kembali kenangan yang menyeramkan. Ia menyebutkan ciri paling khas
gerombolan preman itu. Tato bertulisan satu kata berbahasa sunda “Wanian” tato khas di lengan. Setelah menemukan
jawaban atas pertanyaanya Fika mengangguk. Memulai menyusun rencana dalam
otaknya. Tiga bebek merenung, mereka kehabisan jatah solusi untuk masalahnya
kini.
Waktu
berputar cepat. Tiga orang preman bergegas
menuju ke suatu tempat sembari membawa minyak tanah dan korek api. Perbuatan keji
sedang mereka rencanakan. Joni ditinggal sendiri,sisa tenaganya sudah menemukan
titik terlelah. Ikatan dan penyiksaan telah Joni rasakan. Dia berharap bebas, ingin
berlari sekuat agar segera bertemu Jama. Semua sisa tenaga Joni dikerahkan. Tali
yang mengikatnya mulai longgar. Simpul demi simpul terputus. Joni akhirnya
bebas, tanpa menghela napas dia berlari. Joni berlari dengan sejuta lelah
dipundahknya.
Di tempat
berbeda. Gerombolan preman sudah menemukan apa yang mereka cari. Menunggu dengan
sabar di sudut semak. Menunggu saat yang tepat untuk melakukan sesuatu. Lima menit
kemudian mereka melirik kiri dan kanan. Kata aman diucapkan oleh salah satu
preman. Sisanya bergegas menyiram minyak tanah ke rumah gubuk di depan mereka. Korek
api dilempat perlahan mulai memakan kayu lapuk.
30 menit
lalu, Fika melihat sesuatu. Khawatir dengan kondisi Jama dan Gilang. Di lain
tempat seseorang berteriak kencang.
“
TOLOOOOOOOONG”
Wuduuuuhh...bakal ada perkelahian lagi ya?
ReplyDeleteGubuk siapa dibakar.. Punya Gilang, Ya?
ReplyDeleteKasihan...
Please.... Ada bantuan dong...
ReplyDeleteSemog Yang teriak cuma lihat kecoa, gak lebih :(
ReplyDeleteGubuk Gilang dibakar? Ibu dan adiknya bagaimna? taj adakah yang menolong, kasihan
ReplyDeletegubug siapa yg di bakar?
ReplyDeleteMakin menegangkan. Apa itu gubuk Jama?
ReplyDeleteidem komennya mb cas :D
ReplyDeleteEngga tikus aja... hehe kalau kecoa kecil.
ReplyDeleteSama pertanyaannya. Gubuk siapa yang dibakar?
ReplyDeleteSaya merangkum semua pertanyaan dan pernyataan yang sudah dilontarkan.
ReplyDeleteGubuk Gilang atau Jama yang dibakar?
Semoga yang minta tolong hanya ngelihat kecoa sama tikus pacaran.
semua penasaran kelanjutannya.☺
ReplyDeleteMulai panik 😒
ReplyDelete