Euforia Telah Berakhir

Bulan lalu, bahagia menyelimuti wajah. Gelar yang diperjuangkan akhirnya direngkuh juga. Waktu, uang, dan tenaga seolah terbayar dengan tiga huruf dibelakang nama.

Semua euforia terhampar jelas lewat foto di sosial media, ada yang menangis tersedu, ada juga yang tertawa merdu. Aku berbeda, tak ada satupun foto yang diunggah sendiri, hanya teman-teman yang menandai. Bukan tak bahagia tapi ada kesedihan di baliknya.

Tak lagi merasakan susahnya berburu tanda tangan, tak ada sensasi meriang di saat coretan sakti menghiasi skripsi. ah, aku memang lelaki yang susah move on, ingin merasakan lagi sensasi itu.

Sahabat seperjuangan kini menjelma ilalang, menyebar ditiup angin untuk tumbuh di tempat lain. Aku tak seberuntung mereka yang telah siap ditempa di tempat berbeda. Aku tetap di sini, gagal untuk move on, masih ingin berpusing-pusing ria.
Euforia telah berakhir dalam diriku bahkan sedetik setelah gelar itu.

Bismillah, tahapan baru.

Post a Comment