Jomblo oh jomblo

Harga BBM turun tapi tetap saja biaya hidup makin naik, termasuk biaya pacaran. Jaman sekarang pacaran seolah menjadi gaya hidup, jomblo atau single dianggap makhluk kasta dua yang sering di hina, apalagi ketika malam minggu tiba, aku juga merasa apa yang kalian rasa , duhai penduduk jomblo indonesia.

Kembali lagi ke biaya pacaran yang semakin mahal. Menurut teman saya yang namanya enggan disebutkan, tapi sebut saja jon agar mudah dikenali. jon baru tadi malam putus dengan pacarnya, alasan jon putus dikarenakan biaya pacaran tak sebanding dengan penghasilan. Nyaris setiap hari jon harus antar jemput pacarnya, belum lagi biaya pulsa, tak jarang jon harus ngutang pulsa karena kalau tidak anggapan selingkuh dan tak peduli hinggap menyertai.

jika malam minggu tiba, setidaknya jon harus punya uang 50 rb untuk beli martabak special keju dan sate kambing bumbu kacang, kesukaan orang tua pacarnya. hari minggu tiba, hari dimana pacarnya ngajak jalan-jalan, uang jon sisa 10 rb hanya cukup untuk bensin, ngajak pacarnya ke kebun teh dengan dalih lebih menghargai alam. Pacarnya Bete, maunya di ajak ke BIP atau BTC. Belum lagi biaya aniversarry hubungan mereka yang ke seminggu, sebulan bahkan setahun. Jon putus asa, bukan menyalahkan wanita. Dia menyerah hubungan yang belum sah saja mahal seperti menikah.

Aku juga jomblo sama seperti jon, Tapi bukan garis keras yang menolak pacaran lalu diapun pacaran. Aku berpikir, untuk wangi saja aku harus setiap hari ke Al*a dan yom*rt sekedar semprot parfum lalu pergi tak membeli apapun. lebih bijak rasanya uangnya ditabung untuk modal hidup dengan seseorang yang punya kartu nikah yang sama. Pacaran atau tidak adalah pilihan, aku sih pilih kamu, wanita yang sibuk perbaiki diri ( entah siapa, HAHA )

NN GBS, ngetik sebari lihat dompet, kok semakin lepet.

Post a Comment