Susahnya Hidup Dari Karya

Sering kali ada yang bertanya "Ken kerjaan kamu apa ?" butuh beberapa detik untuk menjawab, soalnya berbagai pekerjaan aku lakukan demi modal nikah, eh koreksi deh. Demi modal kuliah dan nikah juga 😂😂.

Saat ini pekerjaanku sebatas guru, penjual pulsa, dan juru ketik sekaligus sales novel "Menuntaskan Rindu." Semua pekerjaan yang aku lakukan menuntut kesabaran tingkat tinggi.

Menjadi seorang guru harus rajin puasa, terutama guru honorer. Gaji yang sangat sedikit dibayar dengan tempo tak menentu, bisa 1,3 bahkan hingga 6 bulan sekali. Bayangkan seberapa tinggi tingkat kesabaran guru honorer. Lebih sabar dari mantan yang ditinggal nikah 😭.

Tak beda jauh dengan penjual pulsa, Di saat modal yang sedikit harus ditimpa dengan deretan orang yang tega mengutang. Syukur-syukur kalau dibayar, tak jarang ada yang mengutang tapi pura-pura amnesia ketika membayar. Hayoo siapaa 😂😂 ?

Terakhir, yang paling menuntut kesabaran adalah pekerjaan sebagai penulis yang merangkap sebagai sales. Sering sekali novel "Menuntaskan Rindu" yang aku tulis dengan mengorbankan waktu tidur, diminta dengan gratis. Kertas, tinta, waktu bahkan idenya nggak gratis loh. Belum lagi banyaknya "Pemberi harapan palsu" awalnya memesan, eh pas jadi tak ada kabar. Sakit hati loh jadi korban harapan palsu apalagi harapan yang dikandaskan 😭.

Bagiku yang masih juru ketik amatir, jualan karya apalagi yang berwujud buku sangat sulit. Jauh lebih mudah jualan pulsa, ah aku lupa di negaraku tercinta lebih butuh pulsa untuk paket internet daripada buku. Jadi ingat sebuat Quote

"Negara maju terlihat dari seberapa besar warganya mencintai buku"

Andai saja buku selaris nasi padang, tentu takkan ada penulis yang susah cari makan dari karyanya.

1 comment